Minggu, 10 Oktober 2010 , 17:51:00 WIB
Laporan: Widya Victoria
![]() AMINUDDIN ILMAR/IST |
"Mungkin ada hal lain, faktor lain kenapa SBY tiba-tiba membatalkan kunjungan ke Belanda. Jika itu benar, maka harus dijelaskan oleh Presiden, bahwa bukan karena tuntutan RMS," ujar Guru Besar Hukum Tatanegara Universitas Hasanuddin (Unhas), Aminuddin Ilmar saat dihubungi Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Minggu, 10/10).
Sebab, menurut Aminuddin, keputusan sepihak semacam ini hampir sama ketika pada tahun 1992, Soeharto memutuskan tak mau lagi menerima bantuan kredit dari Inter-Governmental Group on Indonesia yang kala itu diketuai Belanda. IGGI dihentikan oleh pemerintah Indonesia karena dianggap turut campur dalam urusan dalam negeri Indonesia, khususnya dalam kasus Timor Timur pasca Insiden Dili. Peran IGGI ini kemudian digantikan oleh lembaga donor CGI yang disponsori Perancis.
Faktor RMS maupun Geert Wilders sebenarnya bukan hal yang utama. Terlebih ini menyangkut hubungan diplomatik dua negara dalam tataran internasional. SBY, sebut Aminuddin, bisa dikatakan hanya mengambil sidang kilat tuntutan RMS sebagai momentum untuk mengisyaratkan kepada pemerintah Belanda, bahwa Indonesia tidak didikte.
"Pemerintah Belanda semestinya responsif untuk itu, tidak memberikan ruang cukup bagi orang-orang yang mengatasnamakan RMS menganggu hubungan diplomatik dua negara," tukasnya. [wid]
Baca juga:


0 komentar to Guru Besar: SBY-Soeharto Punya Sikap Sama Soal Belanda