Jum'at, 12 November 2010 , 06:07:00 WIB
![]() |
Seperti diketahui, alokasi penanganan banjir hanya diputuskan gubernur sebesar 4,8 persen dari total APBD 2011 Rp 27,95 triliun. Sementara sektor transportasi dianggarkan sebesar sembilan persen.
“Sebenarnya, diminimkannya alokasi anggaran banjir dan macet itu bukan salah gubernur. Melainkan tim perumusnya yang tidak sensitif menanggapi keluhan warga Jakarta,” kata Ketua DPW PKS DKI Jakarta itu.
Itulah sebabnya, lanjut Slamet, aktivitas warga menjadi terganggu, roda perekonomian juga tidak bisa berjalan lancar. Ini masih ditambah cuaca ekstrim dan hujan terjadi setiap saat. Musim tidak bisa lagi diprediksi. Hal itu menambah ancaman banjir semakin tinggi. Bukan hanya banjir akibat kiriman dari hulu, tapi juga banjir akibat hujan lokal. Alokasi anggaran banjir dan kemacetan mestinya diprioritaskan.
Sementara program-program yang tidak mendesak, menurutnya, bisa ditunda. Seperti fungsi pelayanan umum yang dialokasikan 24,6 persen atau Rp 6,88 triliun. Besarnya anggaran tersebut digunakan untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan umum, perencanaan pembangunan, komunikasi dan informatika, kearsipan dan urusan statistik.
“Bandingkan, lebih mendesak mana dengan penanganan banjir. Kenapa banjir hanya mendapat 4,8 persen atau hanya Rp 1,3 triliun,” sentilnya.
Program yang tidak prioritas pada RAPBD 2011 begitu banyak muncul. Hal itu sangat disayangkan dan membuktikan sensitivitas para perumus anggaran sangat rendah.
“Warga Jakarta hanya butuh banjir dan macet dibereskan. Yang lain juga penting, tapi tidak mendesak. Kalau sekarang tidak diprioritaskan, hingga RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) habis pada 2012, dua persoalan itu tidak akan tuntas,” katanya.
Rendahnya alokasi anggaran banjir dan kemacetan, kata Slamet, memang masih bisa berubah dinamis saat pembahasan bersama dewan. Namun, jika usulan awal jumlahnya sudah tak signifikan, akan sulit dan dibutuhkan waktu lama untuk merombak kembali RAPBD.
Dari penelusuran koran ini pada pagu awal usulan anggaran, untuk penanganan banjir awalnya diusulkan Rp 3,2 triliun. Anggaran itu termasuk untuk menambah ruas jalan layang non tol, penanganan genangan dan membangun waduk.
Setelah masuk ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), anggaran dipangkas menjadi Rp 1,98 triliun. Lalu dipangkas lagi menjadi Rp 1,3 triliun saat diusulkan ke DPRD DKI. [RM]
Baca juga:
| Bang Foke, Macet Bikin Warga Stres & Frustrasi |
| Retribusi Gelap Reklame Diduga Dipungut Oknum Pemprov DKI |
| Stop Bangun Mall Di Jakarta |
| Luas RTH Cuma 6% |
| Nokia Care-nya Resmi Atau Ecek-ecek Nih? |


0 komentar to Gubernur Foke Tak Prioritaskan Atasi Banjir dan Macet