Macet 11 km di Tol CikampekKamis, 23 Desember 2010, 11:18 WIB

"Kemacetan kendaraan sampai 10-11 Kilometer sejak KM 29," Kata Sunaryo, petugas sentra komunikasi informasi tol Jakarta-Cikampek.
Tronton bernomor polisi B 9348 D, mengalami patah as roda pada pukul 06.45 di KM 29. Saat itu tronton berjalan di jalur satu menuju arah Pondok Indah dan Bumi Serpong Damai. Petugas Jasa Marga tidak bisa mengevakuasi truk ke pinggir jalan karena ukuran kendaraan yang besar.
Petugas, kata Sunaryo, menunggu kedatangan alat berat, yang sedang digunakan di tol Lenteng Agung, untuk melakukan evakuasi. Alat berat saat ini sedang dalam perjalanan ke lokasi tronton. "Jika normal evakuasi membutuhkan waktu satu jam," ujar Sunaryo.
Untuk menghindari penumpukan kendaraan, pihak Jasa Marga menutup pintu tol Jati Asih arah Pondok Indah. Mereka juga melakukan rekayasa lalu lintas. Pengendara yang berniat masuk tol dialihkan ke pintu tol Jati Asih arah ke Tanjung Priok.
Di ruas tol, petugas juga memasang rambu agar pengendara yang ingin ke luar pintu tol Jati asih mengalihkan perjalanannya ke pintu ke luar lain. Sebagaian pengendara yang terlanjur terjebak kemacetan di dalam tol memaksakan memutar kemudi melawan arus jalan. Menurut Sunaryo, hal itu menyebabkan petugas kesulitan mengatur arus lalu lintas di dalam tol.
Jakarta,(ANTARA News) - Tingkat kemacetan yang sudah dalam taraf memprihatinkan di wilayah Jakarta diperkirakan juga mengakibatkan kerugian yang diderita seluruh warga ibukota bisa mencapai hingga sekitar Rp28 triliun per tahun.
"Estimasi total merugian karena dampak kemacetan di Jakarta mencapai Rp28,1 triliun," kata pakar lingkungan Fakultas Tehnik Universitas Indonesia Dr Firdaus Ali MSc, dalam diskusi di Jakarta, Kamis.
Firdaus memaparkan, total kerugian tersebut dapat dibagi atas menjadi beberapa sektor, seperti kerugian akibat bahan bakar, kerugian waktu produktif warga, kerugian pemilik angkutan umum, dan kerugian kesehatan.
Jumlah kerugian yang paling besar adalah pada sektor kerugian bahan bakar yang bisa menghabiskan hingga Rp10,7 trilun per tahun.
Kerugian bahan bakar dihitung dari banyaknya BBM yang terbuang karena kendaraan terjebak kemacetan.
Sedangkan jumlah kerugian terbesar kedua adalah kerugian waktu produktif warga negara yang diperkirakan mencapai Rp9,7 triliun per tahun.
Namun, yang paling dicemaskan adalah kerugian di sektor kesehatan yaitu sebanyak Rp5,8 triliun per tahun. Kerugian kesehatan antara lain karena stres atau faktor polutan asap yang keluar saat kemacetan dan terhirup oleh warga ibukota lainnya yang sedang melintas.
Sedangkan kerugian yang diderita pemilik angkutan umum bisa mencapai Rp1,9 triliun per tahun karena berkurangnya jumlah rit yang bisa ditempuh angkutan umum akibat macet.
Hal tersebut, ujar Firdaus, juga merupakan ironi karena angkutan umum merupakan salah satu faktor utama yang menjadi penyebab kemacetan di ibukota.
Angkutan umum menjadi penyebab macet antara lain karena perilaku sopir yang suka "mengetem" atau menunggu lama di suatu titik jalan untuk mengangkut penumpang padahal hal itu malah mengakibatkan tersendatnya arus lalu lintas.
Sementara itu, pembicara lainnya, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Prof Dr Umar Fahmi Achmadi MPH PhD mengemukakan, bidang transportasi memberikan kontribusi sekitar 80 persen dari pencemaran udara.
Umar juga memaparkan, beberapa jenis bahan pencemar polusi udara dapat berdampak antara lain pada organ paru-paru (asma, bronkitis, pneunomia), kardiovaskuler, sistem syaraf, dan liver-ginjal.
Baca:
Jakarta Metal
Akan dibuat satu arah
Kemacetan dan Banjir
0 komentar to Macet 11 km di Tol Cikampek