Akibat Sistem Administrasi Kependudukan yang Buruk
![]() |
Hal ini ditegaskan Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah. “Urbanisasi perlu diantisipasi. Jika tidak, dampak negatifnya akan kian meluas hingga memicu tindak kriminalitas,” ujarnya, pada kegiatan Inspeksi Mendadak DPRD DKI, di Gg Mess, Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (15/11).
Politisi PDI Perjuangan ini juga menyatakan, perlu langkah penyadaran terhadap warga akan pentingnya administrasi kependudukan, terutama bagi warga Jakarta. Dengan demikian, pemilahan antara pendatang dan warga asli Ibukota bisa dilakukan.
Anggota Komisi A lainnya, Taufiqurrahman mengatakan, penertiban proses administrasi kependudukan bukan hanya sekadar mengikuti aturan. Namun justru demi mempermudah warga memperoleh berbagai layanan digulirkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Seperti jaminan kesehatan, pendidikan, hingga kematian. Keuntungan inilah yang ternyata belum banyak diketahui warga.
“Harusnya, keuntungan tersebut bisa disosialisasikan Pemprov DKI ke warga. Sehingga mereka antusias mengurus administrasi kependudukannya,” tandas politisi Partai Demokrat ini.
Sosialisasi tersebut, lanjutnya, bisa dilakukan secara intens dalam pertemuan rutin bulanan warga di kelurahan. Maupun melalui pertemuan warga dari tingkat kota hingga kelurahan. Upaya lainnya dalam membendung langkah pendatang illegal dengan Operasi Yustisi Kependudukan (OYK), yang rutin digelar Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta.
Berkaitan hal ini, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana menegaskan, keberadaan aturan yang wajib ditaati baik oleh warga asli Jakarta maupun pendatang, bukan berarti kota ini tertutup bagi pendatang. Hal ini semata untuk pengendalian penduduk. Pendataan juga bertujuan agar berbagai program kemasyarakatan yang digulirkan pemerintah daerah dapat tepat sasaran.
“Jangan sampai, alokasi anggaran yang sudah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tidak mengalir ke warga Jakarta, tapi malah ke warga pendatang,” tandasnya.
Seperti diketahui, jumlah penduduk Jakarta melonjak pesat, akibat kebutuhan tenaga kerja yang hampir semua terpusat di Jakarta.
Dalam waktu lima tahun, penduduk Jakarta berlipat lebih dari dua kali. Kini, daerah yang memiliki luas sekitar 661.52 kilometer persegi ini, jumlah penduduknya mencapai 9,6 juta jiwa.
Berbagai kantung permukiman kelas menengah baru kemudian berkembang. Seperti Kebayoran Baru, Cempaka Putih, Pulo Mas, Tebet, dan Pejompongan. Pusat-pusat permukiman juga banyak dibangun secara mandiri oleh berbagai kementerian dan institusi milik negara seperti Perum Perumnas.[RMOL]
Baca juga:
marianifen Dalam Rangka Menyambut Hari ulang tahun bolavita ke - 6 , bolavita akan memberika bonus freechip kepada
semua member setia yang telah terdaftar dan bermain di bolavita.
Syarat & ketentuan berlaku freechips deposit malsimal bonus 2.0000.000 IDR
INFO Kontak Kami (24 jam Online):
.
• BBM: BOLAVITA
• WeChat: BOLAVITA
• WA: +62812-2222-995
• Line : cs_bolavita