Penyanderaan di Irak Berakhir Pilu, 58 Tewas
Serangan diklaim oleh suatu kelompok militan terkait jaringan teroris al-Qaidah
Suasana di luar suatu gereja di Baghdad yang menjadi lokasi penyanderaan (AP Photo/Khalid Mohammed)
Sejumlah saksi, seperti dikutip kantor berita Associated Press, mengungkapkan bahwa sekelompok bersenjata merangsek masuk saat para jemaat tengah beribadah pada Minggu sore waktu setempat, sekitar pukul 17.30. Mereka menembak mati pastur dan hampir semua jemaat yang duduk di baris pertama.
Sebelumnya, menurut pengakuan sejumlah saksi kepada pihak keamanan Irak, para penyandera menuntut pastur untuk menelpon Vatikan agar melepas semua perempuan Muslim yang, kata mereka, ditahan oleh Gereja Koptik di Mesir. Saat pastur mengatakan tidak bisa memenuhi tuntutan itu, seorang penyandera kemudian menembak mati korban dan bersamaan itu penyandera lain juga memuntahkan peluru ke arah jemaat.
Setelah itu, keheningan langsung tercipta. Selama beberapa jam, para sandera hanya mendengar tangisan sesama jemaat dan teriakan kelompok penyandera.
Semua lampu kemudian padam. Setelah tiga jam berupaya bernegosiasi dengan kelompok penyandera, pasukan keamanan mulai memasuki kompleks gereja "Our Lady of Salvation" sambil berteriak kepada para sandera, "Kami akan selamatkan kalian." Namun, sahutan pasukan itu disambut oleh ledakan bom dari salah seorang penyandera, yang beralih tugas menjadi pengebom bunuh diri.
Sejumlah saksi mengungkapkan bahwa ledakan yang mereka dengar lebih dari sekali, bisa berupa bom bunuh diri maupun lemparan granat. Menurut dua pejabat keamanan, jumlah korban tewas paling banyak terjadi di ruang bawah tanah dimana seorang penyerang membunuh sekitar 30 sandera ketika pasukan Irak mulai memasuki gereja,
Penyerangan dan penyanderaan di gereja itu diklaim oleh suatu kelompok militan yang terkait jaringan teroris al-Qaidah. Jurubicara militer Irak, Mayor Jenderal Qassim al-Moussawi mengungkapkan lima tersangka telah ditangkap. Beberapa diantara mereka bukan orang Irak.
"Mereka [para penyerang] adalah orang-orang yang lebih dari kriminal. Orang macam apa yang tega membunuh jemaat yang tengah berdoa? Kami salah apa sampai diperlakukan seperti ini?" kata Aida Jameel, seorang ibu berusia 65 tahun yang kakinya terkena tembakan senjata api.
Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki, mengatakan bahwa serangan ini mengingatkan dia kepada serangan antar sesama Muslim Sunni dan Syiah di Irak beberapa tahun lalu. Namun, anggota parlemen Irak, Younadem Kana, mengecam tidak profesionalnya pasukan keamanan dalam melakukan operasi penyelamatan sandera.
Juru bicara pasukan khusus AS, Letnan Kolonel Terry Conder hanya mengatakan bahwa pasukan khusus Irak masuk ke gereja untuk "mencegah timbulnya banyak korban jiwa." Menurut dia, pasukan komando Irak berhasil menyelamatkan 70 sandera.
Di antara korban tewas, 12 adalah polisi dan lima adalah pejalan kaki yang menjadi korban bom mobil dan ledakan di luar gereja. Sebanyak 41 orang di dalam gereja, termasuk seorang pastur dan seorang suster, juga tewas.

0 komentar to Penyanderaan di Irak Berakhir Pilu, 58 Tewas